LEISHMANIASIS

siklus leishmania

Setelah ditinjau dari patogenesisnya, penyakit ini disebabkan oleh parasit Leishmania spp.yang dibawa oleh lalat pasir sebagai penyebarannya. Terdapat 2 fase, fase infektif dan fase diagnostik. Jadi ketika lalat pasir menggigit manusia yang belum terinfeksi oleh parasit Leishmania spp. dia akan mengaluarkan enzim untuk mencegah pembekuan darah. Dengan dikeluarkan enzim tersebut, dikeluarkan pula parasit Leishmania spp. yang dibawanya. Disinilah disebut dengan fase infektif.
Parasit tersebut akan masuk kedalam pembuluh darah dan menginfeksi makrofag. Parasit tersebut tidak dapat dieliminasi namun akan berpolimerasi sehingga lambat laun parasit akan semakin banyak dan akan pecah. Ketika pecah, disinilah disebut dengan fase diagnostik. Parasit yang pecah tersebut akan menginfeksi makrofag lain dan juga merusak jaringan pada tubuh kita.
Ketika ada lalat pasir lain menghisap darah penderita yang terinfeksi oleh parasit Leishmania spp.,parasit tersebut akan ikut terhisap dan lalat pasir akan menularkan pada manusia lain.

A.  Gejala yang dialami
Gejala yang umum dialami oleh penderita yang terinfeksi Leishmania adalah sebagai berikut :
1.    Demam
2.    Diare dan Muntah
3.    Area Gelap pada Kulit 
4.    Penurunan Berat Badan           
5.    Kehilangan Selera Makan (Malaise)
6.    Penurunan Berat Badan
7.    Pembengkakan Kelenjar Getah Bening
8.    Terdapat Lesi pada Kulit menyerupai Kusta

B.  Bahaya Leishmania
Bahaya Leismania tropica
Leismania tropica menyebabkan leismaniasis kulit (cutaneous leishmaniasis)
Ada 2 tipe Leismaniasis ,yaitu:
1.    Leismaniasis tipe kering atau tipe urban yang menyebabkan penyakit kronis.
2.    Leismaniasis kulit tipe basah atau rural yang menyebabkan penyakit akut. Masa tunas dari penyakit ini 2 minggu sampai 3 tahun.
Leishmaniasis kulit adalah bentuk paling umum dari penyakit leishmaniasis. Biasanya menghasilkan bisul di bagian tubuh yang terbuka, seperti wajah, lengan dan kaki. Mungkin ada banyak lesi - kadang hingga 200 - yang dapat menyebabkan kecacatan serius. Ketika ulkus sembuh, mereka selalu meninggalkan bekas luka permanen, yang sering menjadi penyebab prasangka sosial yang serius. Penderia leishmaniasis dalam bentuk cutaneous seringkali ditandai dengan koreng yang cukup besar dan terus berkembang yang seringkali disalah artikan dan penderitanya diasingkan oleh masyarakat karena dianggap sebagai penyakit menular jika bersentuhan dengan penderita.
Pada kasus leishmaniasis yang cukup parah koreng terus  memburuk dan berkembang serta bertambah luas akibat parasit ini secara pelahan namun secara pasti terus memakan dan menggerogori daging dan tissue lainnya dari penderita.
Pada kasus yang paling membahayakan yaitu Visceral leishmaniasis atau yang dikenal juga dengan “kala-azar” disamping luka yang menghitam dengan daging dan jaringan tubuh tergerogoti serta  disertai dengan demam, penurunan berat badan, batuk, diare, sakit kepala, mual. Dalam berbagai kasus perasit ini dapat menghabiskan bagian hidung dan mult penderita secara total.
Parasit  leishmania diperkirakan sudah ada sekitar 65 juta tahun yang lalu yang terus berkembang dan berevolusi sehingga penularannya dapat dengan mulai melalui gigitan lalat pasir ini.
Lalat betina jenis sand fly ini memerlukan darah untuk membentuk telur telurnya.  Pada saat lalat penggigit dan menghidap darah orang yang sudah terjangkiti parasit leishmania, parasit akan masuk ke dalam sistem pencernaan lalat dan membentuk gel.  Gel inilah yang memicu nafsu lalat untuk menghisap lebih sering dan lebih banyak lagi darah.  Pada saat lalat akan berhenti mengisap darah, lalat menyalurkan parasit dalam bentuk gel ini melalui gigitannya dan memasuki tubuh korban yang digigitnya.
Masalah yang terberat dalam penanggulangan penyakit ini selain masalah buruknya kualitas kesehatan adalah belum ditemukannya obat yang dapat mengatasi penyakit ini.  Oleh sebab itu,  walaupun menurut catatan WHO kasus leishmaniasis di Indonesia masih sedikit, namun jika tidak diantisipasi bukan tidak mungkin akan berkembang dengan cepat dan menjadi masalah nasional mengingat lingkungan dan iklim Indonesia sangat idel bagi perkembangbiakan lalat yang membawa parasit yang mematikan ini.
C.  Pencegahan berdasarkan gaya hidup
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan dalam pencegahan berdasarkan gaya hidup yaitu sebagai berikut :
1.    Lakukan deteksi kasus secara sistematis dengan tes darah dan obati penderita sejak dini dengan obat-obatan lain termasuk fluconazole atau itraconazole dan salep paromomycin.
2.    Insektisida dapat digunakan yang mempunyai dampak residual secara rutin.
3.    Jangan biarkan sampah ditimbun terlalu lama. Bersihkan timbunan sampah dan sarang lain untuk phlebotomines.
4.    Binatang sejenis tikus dapat dimusnahkan dan dihindari yang diduga sebagai inang (reservoir).
5.    Hewan peliharaan perlu diawasi (estimasi anjing).
6.    Hindari datang ke daerah yang dihuni oleh lalat pasir seperti hutan terutama pada sore hari. Jika diharuskan maka gunakan pakaian pelindung agar tetap terlindungi.
7.    Manajemen lingkungan perlu dilakukan dengan baik.
8.    Biasakan hidup bersih.

Berikut video yang tentang patogenesis Leishmania.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

unsur intrinsik dan sinopsis novel obama anak menteng

SWAMEDIKASI PMS