SWAMEDIKASI PMS


PREMENSTRUAL SYNDROME (PMS)


Buat temen-temen khususnya yang perempuan. Pernah ngerasaain nyeri sebelum menstruasi gak nih?. Kalo pernah bisa baca-baca artikel di bawah ini…..
Apa itu PMS ?
Pubertas merupakan salah satu fase dalam pertumbuhan dan perkembangan rnanusia. Pada wanita, pubertas diikuti aspek perkembangan reproduksi yang ditandai dengan mulainya menstruasi. Banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum periode menstruasi datang, hal ini khususnya sering terjadi pada awal-awal masa dewasa. Gejala-gejala dari gangguan menstruasi mulai dari rasa tidak nyaman pada daerah perut sampai masalah ketidakstabilan emosi, kondisi ini yang dikenal dengan premenstrual syndrome (PMS)  atau dalam Bahasa Indonesinya disebut sindrom pra menstruasi.(Dickerson dkk., 2003) Sindrom menurut KBBI adalah  himpunan gejala atau tanda yang terjadi serentak (muncul bersama-sama) dan menandai ketidaknormalan tertentu.
Sedangkan pramenstruasi berarti sebelum menstruasi. gejala biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika menstruasi dimulai. Gejala yang paling parah dan paling sering adalah iritabilitas emosional dan tingkah laku, depresi, gelisah, kelelahan, kosentrasi berkurang, , pembengkakan dan rasa tidak nyaman pada payudara dan nyeri di daerah perut.(Halbreich dkk., 2007)
Penyebab PMS ?
      Penyebab sebenarnya dari PMS masih belum diketahui. Karena merupakan sindrom, PMS memiliki banyak kemungkinan penyebab dan biasanya dari beberapa faktor yang kompleks.  Beberapa teori yang menjelaskan penyebab PMS seperti  kelebihan hormone estrogen, defisiensi (berkurangnya) hormone progresteron, defisiensi vitamin B6 (piridoksin), perubahan metabolism glukosa dan ketidak seimbangan elektrolit. Penelitian terbaru menunjukkan beberapa etiologi (penyebab) PMS diantaranya :
a.       Faktorhormonal
Ketidakseimbangan kadar hormone estrogen dan progesteron dimana estrogen sangat berlebih hingga melampaui batas normal sedangkan progesterone kadarnya menurun
b.       Faktorkimiawi
Kadar serotonin yang berubah-ubah selama siklus menstruasi, dimana aktivitas serotonin sendiri berhubungan dengan gejala depresi, kecemasan, kelelahan, agresif dan lain sebagainya. Kadar serotonin yang rendah ditemukan pada wanita dengan sindroma premenstruasi
c.       Faktorgenetik
Insiden sindroma premenstruasi 2x lebih tinggi pada kelahirankembar satu telur (monozigotik) dibandingkan kelahiran kembar dua telur (dizigotik).
d.      Faktorpsikologis
Stress sangat besar pengaruhnya terhadap sindroma premenstruasi. Gajala-gajala sindroma premenstruasi akan makin nyata dialami oleh wanita yang terus menerus mengalamitekananpsikologi
e.       Faktor Aktivitas Fisik
Kebiasaan olahraga yang kurang dapat memperberat sindroma pramenstruasi. Aktivitas fisik telah direkomendasikan untuk mengurangi keparahan sindrom. Namunmasih sedikit buktiyang mendukung jelas hubungan aktivitas fisik dengan sindroma premenstruasi. Aktivitas fisik secara teratur direkomendasikan untuk mengurangi kelelahan dan depresi terkait sindroma premenstruasi.
f.        Defisiensi serotonin diperkirakan menjadi penyebab PMS, karena pasien yang mengalami PMS memiliki kadar serotonin yang berbeda.
g.      Defisiensi (kekurangan) magnesium dan kalsium diperkirakan juga menjadi penyebab PMS. Ada studi menunjukkan bahwa pemberian suplemen tersebut mampu memperbaiki gejala PMS baik yang emosional maupun fisik.
h.      Wanita dengan PMS sering memiliki respon yang berlebihan kaibat adanya perubahan hormonal. Perubahan kondisi kadar estrogen dan progresteron yang cepat, mampu memberikan perubahan respon emosional.
Apa aja sih gejala PMS ?
            Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan PMS namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas (mudah tersinggung) dan disforia (perasaan sedih). Gejala mulai dirasakan 6-10 hari menjelang menstruasi berupagejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi. Gejalanya meliputi gejala fisik,emosi dan perilaku. Kelemahan umum (lekas letih, pegal, linu), acne (jerawat), nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah, nyeri pada payudara, Gangguan saluran cerna (rasa penuh/ kembung), konstipasi, diare,perubahan nafsu makan, sering merasa lapar (foodcravings). Gejala emosi dan perilaku; mood menjadi labil (mood swings), iritabilitas (mudah tersinggung), depresi, kecemasan, gangguan konsentrasi, insomnia (sulit tidur). Tidak semua tanda dan gejala di atas selalu muncul, namun jika ada yang mengalami salah satu gejala di atas, dapat dikategorikan sebagai PMS. (Link, 2018)
            Gimana cara mendiagnosa PMS ?
Tidak ada diagnose khusus PMS di laboratorium. Diagnosa yang biasa digunakan adalah catatan harian menstruasi, yang berisigejala-gejala fisik dan emosi selamaberbulan- bulan.Jikaperubahan-perubahan yang terjadi secara konsisten sekitar ovulasi dan berlangsung sampai menstruasi terjadi.
The American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), saat perempuan mendapat satu saja gejala fisik. dan satu gejala emosional, selama tiga kalimasa menstraasi berturat-turut, hal itu sudah dapat disebut menderita PMS. 
Pengobatan PMS
untuk mengurangi keluhan PMS :
-          Olah raga teratur 30menit setiap hari (renang, lari, sepeda)
-          Tidur 8 jam dan tidak merokok
-          Makan 6x sehari dalam porsi kecil
-          Menghindari kafein & alkohol
-          Mengurangi konsumsi garam, lemak, dan gula
-          Mengonsumsi suplemen magnesium, vitamin B6 dan D, kalsium (yoghurt dan sayuran hijau)
-          Mengonsumsi jamu kunyit asam
Untuk pengobatan PMS harus dikonsultasikan dengan tenaga kesehatan, demi menanggulangi efek samping yang mungkin terjadi. (Mayo Clinic Staff, 2020)
-          Antidepressant:
Misalnya golongan SSRI (escitalopram,fuoxetin,paroxetine,sertraline,citalopram),
-          NSAIDs : misalnya ibuprofen, paracetamol, aspirin, Na diklofenak dll
-          Diuretic : diuretic merupakan pelancar urinasi. Contoh obatnya amiloride, Spironolactone, triamterene., eplerenone
-          Kontrasepsi hormonal. Misalnya pil progestin




Daftar pustaka :
Begum, S., B. Saxena, M. Goyal, R. Ranjan, V. B. Joshi, C. V. Rao, S. Krishnamurthy, dan M. Sahai. 2010. Study of anti-inflammatory, analgesic and antipyretic activities of seeds of hyoscyamus niger and isolation of a new coumarinolignan. Fitoterapia. 81(3):178–184.
Dickerson, L. M., P. J. Mazyck, dan M. H. Hunter. 2003. Premenstrual Syndrome Common Symptoms of Premenstrual Syndrome
Halbreich, U., T. Backstrom, E. Eriksson, S. O’Brien, H. Calil, E. Ceskova, L. Dennerstein, S. Douki, E. Freeman, A. Genazzani, I. Heuser, N. Kadri, A. Rapkin, M. Steiner, H. U. Wittchen, dan K. Yonkers. 2007. Clinical diagnostic criteria for premenstrual syndrome and guidelines for their quantification for research studies. Gynecological Endocrinology. 23(3):123–130.
Link, M. 2018. Premenstrual syndrome (pms). Encyclopedia of Endocrine Diseases. 7(1):432–435.
Mayo Clinic Staff. 2020. Premenstrual Syndrome (PMS) - Diagnosis and Treatment - Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premenstrual-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20376787 [Diakses pada April 4, 2020].
 Premenstrual Syndrome (PMS) - Diagnosis and Treatment - Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/premenstrual-syndrome/diagnosis-treatment/drc-20376787 [Diakses pada April 4, 2020].

Komentar

Postingan populer dari blog ini

unsur intrinsik dan sinopsis novel obama anak menteng

LEISHMANIASIS